Minggu, 15 Februari 2009

Anak dalam pandangan Islam

Suatu waktu ketika sholat berjamaah nabi sujud dalam waktu yang lama. setelah sholat para sahabat bertanya pada nabi "mengapa nabi sujud terlalu lama, apakah nabi sedang menerima wahyu ? "tidak", jawab nabi. cucuku menaiki punggungku dan aku tidak ingin dia terjatuh.

***

suatu waktu ketika nabi sedang berkhutbah, cucunya datang. nabi langsung menghentikan khutbahnya dan menghampiri cucunya lalu membawanya ke mimbar dan nabi meneruskan kembali khutbahnya.

***

suatu hari ketika nabi menggendong cucunya, ternyata cucunya tersebut tiba-tiba pipis, ummu salamah yang melihat hal tersebut lalu merebut cucu nabi tersebut. hal ini membuat nabi marah. nabi tidak ingin cucunya menangis karena terkejut akibat perbuatan ummu salamah tersebut.

***

kisah-kisah di atas menjadi contoh bagaimana Nabi Muhammad saw ketika bergaul dengan anak-anak. nabi amat menyayangi anak-anak dan tidak ingin melihat anak-anak menangis karena rusak kesenangannya.

Islam mengajarkan kita untuk mendidik anak dengan pendidikan yang baik. Islam memandang anak-anak sebagai amanah dari Allah Swt kepada orang tua. dan orang tua memiliki kewajiban untuk mengasuh, mendidik dan memelihara anak dengan sebaik-baiknya. kewajiban untuk mendidik anak tidak hanya dengan memberikan pendidikan umum tetapi orang tua juga memiliki kewajiban untuk mengajarkan anak tentang ilmu agama.

firman Allah Swt tentang kewajiban untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)

Islam melarang eksplotasi anak. anak harus diberikan hak-haknya. anak memiliki hak untuk bermain. anak memiliki hak untuk mengenyam pendidikan. Eksploitasi anak bukanlah suatu yang baru saat ini. kita mungkin sering melihat anak-anak jalanan, ada yang mengamen, ada yang mengemis di persimpangan jalan. mereka kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dengan layak.

Hal ini terus terjadi tahun demi tahun. faktor ekonomi sering dijadikan alasan. keadaan orang tua yang tidak mampu, miskin, membuat anak-anak harus merelakan masa bermain dan belajarnya dengan berada di jalanan.

hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang menginginkan anak berkembang dengan segala potensi yang dimilikinya. tetapi ini realitas yang tak terbantahkan bahwa banyak anak-anak yang kehilangan kesempatan bermain dan belajar karena ketidakmampuan orang tua, karena tingkat ketidakpedulian masyarakat terhadap orang miskin semakin meningkat.

beberapa hari ini, ada berita menarik tentang seorang anak di Jombang yang bernama Ponari yang memiliki batu ajaib yang dapat menyembuhkan orang sakit. berita keajaiban Ponari kemudian membuat warga kemudian berduyun- duyun berdatangan untuk meminta kesembuhan dari Ponari.

seperti diberitakan di media massa, kehebohan Ponari rupanya telah merenggut hak Ponari sendiri untuk bersekolah karena ribuan orang datang setiap harinya untuk berobat sehingga Ponari tidak punya kesempatan untuk sekolah. Ponari telah diekploitasi demi keuntungan orang lain. Ponari punya hak untuk dirinya.

Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan Islam tentang anak. anak adalah amanah yang harus dipelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya. Pemanfaatan anak demi mendapat keuntungan hingga hak anak tersebut terenggut tentunya merupakan hal yang tercela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar