Jumat, 12 Juni 2009

Belajar dari Sakit.

Hidup yang kujalani selama ini dengan berbagai aktivitas kurasakan seperti jarum jam yang terus bergerak, memutar waktu terus menerus yang tidak boleh berhenti.
Namun aktivitas yang kujalani dengan pergerakan yang tanpa henti, ternyata dipaksa harus berhenti seperti jam yang kehabisan daya baterai, tidak bergerak, diam di tempat, ini terjadi pada diriku karena aku sakit. Sakit telah memaksa diriku untuk berhenti, berhenti dari deru dan laju aktivitas sehari-hari.

Sakit mungkin bagi kebanyakan orang diartikan musibah, namun jika dilihat dari sisi manfaat, sakit ternyata juga bermanfaat.
Sakit menyadarkan kita betapa pentingnya gaya hidup sehat. Mungkin selama ini, dengan beragam aktivitas tanpa henti, gaya hidup sehat terlupakan, jarang olahraga, pola makan tidak teratur dan kurang istirahat.
Sakit memaksa kita untuk keluar dari zona hingar bingar dunia, sejenak kita disuruh berhenti dari aktivitas yang telah membuat kita lupa dari menjaga kesehatan kita.
Melalui sakit, kita disadarkan bahwa kita makhluk lemah. Harta yang banyak yang kita miliki, belum tentu mampu mengobati penyakit kita.
Melalui sakit, kita disadarkan batapa banyak nikmat Tuhan yang kita nikmati tapi kita tak sadar bahkan mungkin lupa untuk mengucapkan syukur pada-Nya atas segala nikmat yang Tuhan berikan.
Melalui sakit, Tuhan mencoba menyadarkan bahwa tanpa anugrah kesehatan dari Tuhan, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Melalui sakit, diuji-Nya kita sampai sejauh mana kesabaran kita menerima cobaan dan ujian dari Tuhan.

Coba kita bayangkan bila satu anggota tubuh kita sakit, umpamanya gigi, aduh..... semua terasa susah... itu baru satu anggota tubuh kita yang kecil, namun fungsinya yang besar bila diuji oleh Tuhan, dihilangkan sebentar manfaat dari gigi, diuji dengan rasa sakit, kita sudah mengeluh, merasa tidak tahan, ini bukti kelemahan manusia.
Mari kita belajar dari sakit, bahwa sakit tidak sekedar musibah, tapi Tuhan menciptakan sakit untuk menyadarkan manusia akan kelemahan diri manusia dan Tuhan mengingatkan kita akan hakikat diri kita sebagai hamba yang tidak pantas sombong berjalan di muka bumi hanya karena memiliki sedikit ilmu, sedikit harta dan kekuasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar