Selasa, 26 Januari 2010

Jual beli dalam Islam

Setiap hari mungkin kita melakukan transaksi jual beli. Kita melakukan transaksi jual beli karena kita tidak dapat membuat sendiri barang yang kita butuhkan, kita membutuhkan peranan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita.
Semakin canggih jaman, semakin canggih pula cara manusia melakukan transaksi jual beli. Namun bukan berarti dengan semakin canggihnya jaman, berarti kita boleh melakukan transaksi jual beli dengan sesuka hati. Ada ketentuan dan peraturan yang mengatur jual beli. Peraturan diperlukan agar setiap pihak yang melaksanakan jual beli saling merasa senang dan saling ridha.
Ketentuan jual beli diatur dalam Islam, ketentuan tersebut meliputi macam-macam jual beli, rukun jual beli, syarat sah jual beli, jenis barang yang sah dan tidak untuk diperjual belikan, hal-hal yang dapat membatalkan jual beli.
Jual beli bila dikategorikan ada sembilan macam :
1. Jual beli dengan pembayaran menggunakan mata uang
2. Jual beli barter, saling tukar menukar barang.
3. Jual beli mata uang dengan mata uang lain,. Dikenal dengan istilah money changer.
4. Menjual sesuatu dengan pembayaran kontan tetapi barangnya tidak langsung diterima dikenal dengan sebutan pesanan atau inden.
5. Jual beli lelang, tidak ada patokan harga tertentu
6. Jual beli dengan menyatakan harga modal pembelian ditambah keuntungan, disebut jual beli murabahah.
7. Menjual dengan harga yang sama dengan harga pembelian, disebut jual beli tauliyah.
8. Menjual dengan harga lebih murah dari harga pembelian, karena mungkin si penjual membutuhkan uang karena terdesak kebutuhan lain.
9. Jual beli dengan pembayaran angsuran.

Agar jual beli sah, maka harus terpenuhi rukun jual beli yaitu :

1. Ada penjual dan pembeli
2. Ada barang yang diperjual belikan, barang tersebut jelas diketahui dua pihak, penjual dan pembeli disertai dengan harga barang yang jelas.
3. Ada serah terima (ijab qabul) antara penjual dan pembeli, yang menyatakan kedua saling ridha dalam bertransaksi.

Adapun syarat sah jual beli meliputi syarat sah seorang penjual dan pembeli serta syarat sah suatu barang diperjualbelikan. Seseorang sah melakukan jual beli bila ia memiliki akal yang sempurna, bukan orang gila, orang mabuk dan anak-anak. Kemudian pihak yang bertransaksi jual beli harus dalam keadaan bebas dan tidak dalam kondisi terpaksa atau dalam tekanan untuk melakukan jual beli itu.
Setelah syarat penjual dan pembeli terpenuhi maka barang yang diperjual belikan juga harus memenuhi syarat , diantara syarat barang sah diperjualbelikan yaitu :

1. Bukan barang najis
2. Barang yang diperjualbelikan harus barang yang bermanfaat.
3. Barang yang diperjualbelikan harus milik sendiri. Tidak sah menjual barang yang bukan miliknya sendiri.
4. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diserah terimakan. Tidak boleh menjual barang yang belum jelas. Seperti menjual burung yang masih terbang di udara.
5. Penjual dan pembeli sama-sama mengetahui barang yang diperjualbelikan.

Segala hal yang tidak sesuai dengan rukun dan syarat jual beli diatas maka jual beli tersebut batal dan tidak sah.

Sumber :
Kitab bidayatul mujtahid, ibnu rusyd
Kitab syarah bulugul maram, Abd. Rasyid Salim.